Pikun atau demensia merupakan istilah dari gejala yang muncul dan memengaruhi fungsi kognitif seseorang, seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan berlogika yang baik.
Masyarakat awam menganggap pikun sebagai hal yang wajar dialami oleh lansia akibat pertambahan usia. Pada kasus tertentu, pikun perlu dicurigai sebagai gejala awal dari demensia. Demensia sendiri merupakan sindrom atau kumpulan gejala yang mengacu pada penurunan fungsi otak, seperti menurunnya daya ingat, gangguan proses berpikir dan perilaku, serta perubahan kondisi mental atau emosional.
Pikun yang disebabkan oleh demensia umumnya akan membuat penderitanya mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jika sudah parah, lansia yang mengalami pikun parah karena demensia bahkan bisa tidak mengenal orang terdekatnya.
Beberapa Kondisi atau Penyakit Penyebab Pikun
Salah satu penyebab paling umum pikun adalah proses penuaan yang berdampak pada melemahnya fungsi otak. Hal ini biasanya hanya akan menimbulkan gangguan memori ringan. Namun, jika pikun yang terjadi cukup parah, kondisi ini patut dicurigai sebagai demensia. Ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan seseorang mengalami demensia, antara lain:
- Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang disebabkan oleh penurunan kinerja organ tubuh. Kondisi ini sebagian besar dipengaruhi oleh pertambahan usia.
Jenis-jenis penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan pikun adalah penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, demensia vaskular akibat stroke, dan demensia frontotemporal, yaitu demensia akibat gangguan pada otak bagian depan dan samping (temporal lobes).
- Kekurangan Vitamin B
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin B1 atau B12 yang tidak ditangani juga bisa menyebabkan demensia dengan gejala pikun.
Bahkan, kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan sindrom Wernicke-Korsakoff, yaitu kondisi yang ditandai dengan gejala kebingungan, ataksia, gangguan pada mata, hingga koma. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan kecanduan alkohol.
- Penyakit autoimun
Salah satu penyakit autoimun yang dapat menyebabkan pikun adalah multiple sclerosis. Penyakit ini terjadi akibat gangguan pada sistem imun tubuh yang justru menyerang sel dan jaringan saraf dan otak yang sehat.
- Creutzfeldt-Jakob
Creutzfeldt-Jakob adalah nama penyakit langka yang juga menjadi penyebab terjadinya masalah daya ingat ini. Creutzfeldt-Jakob menyerang dan merusak sel otak sehingga menyebabkan penderitanya hilang ingatan dan perubahan perilaku secara bertahap. Creutzfeldt-Jakob adalah penyakit yang lebih umum dialami oleh mereka yang berusia dewasa muda dan paruh baya.
Lalu, apa saja gejala pikun dan perbedaannya dengan penurunan daya ingat yang normal terjadi pada lansia?
Gejala Pikun Pada Lansia
- Sulit berkomunikasi dan sulit mengingat kata-kata atau nama
Orang tua yang normal mungkin dapat lupa nama orang yang jarang ditemuinya dan kadang sulit mengingat apa yang ingin dikatakannya. Sebaliknya lansia disebut mengalami gejala pikun apabila mengalami gangguan daya ingat yang berat, seperti lupa nama keluarga atau orang terdekatnya dan berulang kali berhenti untuk menemukan kata-kata yang ingin mereka utarakan.
- Penurunan daya ingat
Pada orang tua normal, mungkin dapat terjadi penurunan daya ingat ringan. Misalnya mereka akan lupa kejadian yang terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Sedangkan orang yang pikun mengalami gangguan daya ingat berat sampai mengganggu aktivitasnya sehari-hari seperti lupa kejadian atau pembicaraan yang baru saja terjadi.
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
Lansia yang mengalami pikun dapat mengalami kesulitan ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti sering tersesat ketika berkendara, sulit menyelesaikan masalah, sulit membuat rencana, serta seringkali kebingungan.
- Bersikap Apatis
Gejala lain dari pikun dini adalah sikap apatis. Hal ini bisa ditandai dengan mulai hilangnya minat Anda pada hobi atau aktivitas yang biasanya Anda sukai. Anda juga kehilangan keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, tanpa sadar Anda berubah menjadi pribadi yang antisosial.
- Sering Salah Waktu dan Tempat
Terkadang, Anda pasti lupa arah atau hari. Bagi pengidap pikun dini, gejala satu ini bisa terlihat dengan lebih jelas. Mereka yang mengalami gangguan ingatan ini lebih sering keliru menyebutkan tempat atau peristiwa. Bisa jadi, bahkan pengidap lupa di mana ia sekarang atau bagaimana ia bisa berada di tempat tersebut.
Berikut cara-cara lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah orang lansia menjadi pikun:
- Membaca dan Menulis
Kedua aktivitas ini efektif untuk melatih dan menstimulasi sel-sel saraf otak. Jadi, Anda dianjurkan untuk sering-sering membaca koran dan menulis buku harian agar tidak cepat pikun. Jika memang sering lupa, Anda disarankan untuk mencatat segala hal yang perlu diingat dalam sebuah buku.
- Menjaga Kepala dari Benturan
Kondisi tubuh orang yang sudah lanjut usia sangat rentan dan jika terjatuh atau mengalami benturan, bisa mengakibatkan kondisi yang serius bahkan fatal. Karena itu, lansia perlu sangat berhati-hati ketika beraktivitas. Saat mengendarai sepeda motor, selalu gunakan helm untuk menjaga kepala dari benturan keras atau cedera otak, yang bisa menyebabkan pikun atau demensia.
- Melakukan Permainan Memori
Selain catur, lansia juga disarankan untuk sering-sering bermain permainan memori, seperti teka-teki silang, permainan studi kasus, atau permainan optical illusions. Permainan-permainan tersebut membuat mereka berpikir dan menggunakan logika untuk memecahkan masalah, sehingga dampaknya sangat baik untuk meningkatkan dan menajamkan kemampuan otak.
- Bersosialisasi
Aktif bersosialisasi juga merupakan kegiatan yang sangat baik untuk mencegah pikun. Dengan sering berkomunikasi dengan para anggota keluarga, menghadiri undangan pesta dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya, orangtua yang sudah berusia lanjut dapat menjaga dan meningkatkan kemampuan otak, khususnya bagian otak yang mengatur fungsi komunikasi.
- Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta mulai menerapkan kebiasaan baik seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, tidur yang cukup, juga merupakan cara yang efektif untuk mencegah pikun. Selain itu, konsumsi lah makanan sehat yang sangat baik untuk kesehatan otak, di antaranya adalah coklat hitam, buah alpukat, bluberry, ikan salmon dan telur.